Featured Post Today
print this page
Latest Post

Pengaruh Pergeseran Lempeng Bumi terhadap Validitas Arah Kiblat

PENGARUH PERGESERAN LEMPENG BUMI TERHADAP
VALIDITAS ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI INDONESIA
BAB I
LATAR BELAKANG
            Al-Qur'an dan Hadits adalah sumber hukum utama yang menjadi pegangan hidup bagi seluruh umat Islam. Dalam al-qur'an disebutkan" Dan darimana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, dan dimana saja kamu semua berada maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang dzalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka , dan takutlah kepadaKu, dan agar Ku sempurnakan ni'matKu atas kamu, dan supaya kamu mendapatkan petunjuk"[1].
Dengan dasar ayat tersebut, para ahli fiqh (hukum Islam) bersepakat menyatakan bahwa menghadap ke arah kiblat merupakan salah satu syarat sahnya  ibadah shalat. Oleh karena itu, tidak sah shalatnya seseorang tanpa menghadap ke arah kiblat.
            Dalam hadits dijelaskan "Bahwa sesungguhnya Nabi SAW ketika masuk ke Baitullah, beliau berdo'a di sudut-sudutnya dan tidak shalat di dalamnya sampai beliau keluar. Kemudian setelah keluar beliau shalat dua rekaat di depan Ka'bah, lalu beliau berkata: "Inilah kiblat"[2]. Berdasarkan hadits di atas bahwa yang dimaksud dengan kiblat di sini adalah ka'bah[3].
            Bagi seseorang yang dalam keadaaan kebingungan tidak mengetahui arah kiblat, maka baginya cukup menghadap ke mana saja yang ia yakini. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits " Bahwa kami pernah bepergian bersama Nabi pada suatu malam yang gelap sehingga kami tidak mengetahui kemana arah kiblat. Kemudian kami melakukan shalat menurut keyakinan. Setelah pagi hari, kami menuturkan hal demikian kepada Nabi, lalu turun ayat" Kemana saja kalian menghadap, di sanalah dzat Allah.[4].
            Dengan begitu, menghadap ke arah kiblat merupakan salah satu syarat sah bagi umat Islam yang hendak melaksanakan ibadah shalat, baik shalat fardlu lima waktu maunpun shalat sunah. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa menghadap kiblat ketika melaksanakan shalat sebuah keharusan atau kewajiban dan dianggap tidak sah shalat apabila seseorang shalat tanpa menghadap kiblat atau sekurang-kurangnya menyakini arah kiblat.
BAB II
PERMASALAHAN
            Bencana alam gempa bumi yang diakibatkan oleh pergeseran lempeng bumi, akhir-akhir ini sering terjadi dimana-mana, di beberapa titik balahan dunia yang akibatnya menghancurkan dan memporakporandakan sebagian besar negara-negara besar, termasuk negara kita Indonesia. Seperti pergeseran lempeng bumi yang mengakibatkan terjadinya Tsunami di Aceh, Tsunami di Mentawai, gempa di Yogyakarta dan di tempat lainnya. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya menghancurkan harta benda, tetapi juga merenggut ribuan jiwa manusia.
Dengan adanya gempa bumi yang terjadi bertubi-tubi ini, ada sebuah anggapan bahwa arah kiblat di sejumlah masjid yang ada di wilayah indonesia, khususnya dititik terjadinya gempa bumi mengalami pergeseran beberapa derajat. Pendapat mereka pergeseran lempeng bumi inilah yang menjadikan penyebab terjadinya pergeseran arah kiblat di sejumlah masjid.
Dari sinilah timbul permasalahan, apakah benar gempa bumi yang diakibatkan pergeseran lempeng bumi menenggarai penyebab pergeseran arah kiblat di beberapa masjid yang ada di wilayah nusantara? Inilah sebuah persoalan yang mulai muncul dan diramaikan pada tahun sekarang ini. Dan dikhawatirkan persoalan ini akan bergeser menjadi sebuah perpecahan yang tidak kunjung selesai.
Dalam tulisan ini penulis akan mengangkat jawaban dari permasalahan tersebut. Menurut penulis permasalahan tersebut dinilai sangat penting untuk dikaji, agar ditemukan titik temu dari permasalahan ini. Karena ini ada hubungannya dengan keyakinan dalam melaksanakan ibadah shalat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pergeseran lempeng bumi terhadap penentuan arah kiblat, membangun kembali keyakinan seluruh umat islam dalam melaksanakan ibadah dan menyatukan pemahaman umat islam khususnya di Indonesia. Serta umat islam dapat megequalisasikan antara Iptek dengan Imtak/Ilmu agama.
BAB III
PEMBAHASAN
A.     Selayang Pandang Teori Lempeng Tektonik
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi, terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth's mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Ini dikarenakan adanya pergerakan lempeng bumi.[5]
B.     Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
1.     Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
2.     Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa.
3.     Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).[6]
C.      Skala dan Laju Pergerakan Lempeng  Bumi
Sebenarnya pergerakan benua-benua bergeser dengan amat lambat, yaitu hanya beberapa centimeter per tahunnya, akan tetapi karena waktu yang ditempuh adalah jutaan tahun, maka pergeserannya menyebabkan jarak yang sangat jauh seperti sekarang ini.
Pergerakan lempengan tektonik berlangung sacara bertahap dan tidak mengejutkan, serta tidak terasa pada awalnya. Karena pergeserannya hanya beberapa centimeter per tahun. Berikut ini beberapa contoh laju lempeng tektonik di dunia.[7]
1.      Tiap-tiap sisi samudra atlantik bergerak saling menjauh dari pusat kurang lebih 1 centimeter pertahun
2.      Amerika diklaim telah menjauh hamper 5 meter dari inggris sejak proklamasi kemerdekaanya tahun 1776, atau menjauh 2 centimeter per tahun.
3.      Punggungan pasifik timur saat ini bergerak paling cepat dengan kecepatan 10 centimeter per tahun.
4.      Semudra pasisfik bagian timur bergerak ke utara dengan laju 6 centimeter per tahun. 
Pada saat terjadi pergeseran antara dua lempengan pergerakan kedua lempeng terkunci pada satu atau lebih lokasi. Akibatnya, tenaga yang besar terjebak dan semakin besar pada lokasi yang terkunci antar lempeng. Ketika kedua lempengan kembali bergeser, maka tenaga besar yang terjebak di lokasi yang terkunci terbebaskan energi. Proses ini menimbulkan getaran partikel ke segala arah yang disebut dengan gelombang gempa bumi.[8]
D.     Letak Geografis Negara Indonesia
Negeri kita tercinta berada di dekat batas lempeng Tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Jenis batas antara kedua lempeng ini adalah Konvergen. Lempeng Indo-Australia adalah lempeng yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu di bagian timur, bertemu 3 lempeng tektonik sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-Australia.
Lempeng Tektonik terus bergerak, suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup keras. Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami dan meningkatnya kenaikan magma ke permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang bersumber dari dasar Samudra Hindia, yang seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas gunung berapi di sepanjang pulau Sumatra dan Jawa juga turut meningkat.
E.      Dampak Pergeseran Lempeng  Bumi terhadap Arah Kiblat
Dr. Amien Widodo ilmuwan pakar gempa mengungkapkan betapa dalam kondisi negeri yang sering terlanda gempa seperti halnya Indonesia dampak akibat pergerakkan aktif lempeng bumi dapat menyebabkan terjadi pergeseran muka bumi hingga mencapai 7 cm per tahun. Oleh karenanya sebagai negeri kepulauan yang terletak pada lokasi sabuk “Ring of Fire” di kawasan Asia-Pasifik yang memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi, maka negeri dengan penduduk penganut agama Islam terbesar di dunia segenap umat di tanah air pantas untuk menyadari adalah sangat mungkin terjadi penyimpangan terhadap kiblat di setiap lokasi tempat berdirinya masjid.[9]
Dalam kajian sejumlah ilmuwan ahli ilmu kebumian dari BPPT serta LIPI pun memang pernah menyiarkan temuan terdapat pergeseran permukaan bumi rata-rata hingga -/+ 3 cm per tahun berdasar hasil pengukuran lapangan pada wilayah kawasan Sumatera dan Jawa yang memang mengalami dampak tumbukan diantara lempeng Australia dan lempeng Asia.[10] Dengan begitu, fenomena ini juga dapat menggeser arah kiblat di suatu saat nanti.
Hasil penelitian Evi Dahliyatin Nuroini, seorang mahasiswi Fakultas Syari‟ah. Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dalam Skripsinya yang berjudul "Pengaruh Pergeseran Lempeng Bumi Terhadap Penentuan Arah Kiblat Masjid-Masjid di Kota Yogyakarta", menunjukkan bahwa pergeseran lempeng bumi dapat mempengaruhi arah kiblat, dengan perubahan lintang dan bujur tempat pada kisaran satuan detik dengan kurun waktu 7 tahun. Perubahan tersebut bisa diketahui dengan adanya selisih antara data lintang dan bujur tempat tahun 2010 dikurangi dengan data lintang dan bujur tempat tahun 2003. Karena lintang dan bujur tempat berubah, maka hasilnya juga mempengaruhi azimuth kiblat..
BAB IV
KESIMPULAN
Seluruh permukaan bumi berupa kepingan lempeng-lempeng tanpa celah dan lempeng besar yang terdiri dari lempeng benua dan lempeng samudra yang terus bergerak.  Pergerakannya secara konstan antar satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan perubahan struktur bumi pada saat lempeng-lempeng tersebut berpapasaan. Dan bahkan bisa mengakibatkan terjadinya gempa bumi dan juga tsunami.
Lempeng-lempeng tektonik bumi laksana piring yang berputar dan semuanya bergerak dengan kecepatan dan arah yang berbeda relatif antara satu dengan yang  yang lain, bahkan pergeseran itu bisa sampai 10 cm per tahun. Sehingga akibat dari pergeseran ini secara tidak langsung dapat merubah posisi lintang dan tempat suatu tempat dari sebelumnya. Karena lintang dan bujur suatu tempat berubah dari sebelumnya, maka logikanya akibat dari pergeseran lempeng bumi ini juga akan mempengaruhi arah kiblat suatu tempat tersebut.
Memang benar, perubahan tidak membawa dampak yang besar, karena perubahannya berkisar pada satuan detik dalam kurun waktu satu tahun. Akan tetapi, apabila dalam kurun waktu 30 tahun sampai dengan 50 tahun mendatang, perlu adanya koreksi arah kiblat, yang memungkinkan perubahan lintang dan bujur tempat akibat pergeseran lempeng bumi berada pada satuan menit per tahun.
Dengan demikian, akibat dari pergeseran lempeng bumi dapat mempengaruhi validitas arah kiblat suatu tempat. Untuk itu, perlu dilakukan klarifikasi arah kiblat di seluruh masjid-masjid yang ada di Indonesia, karena Indonesia terletak pada lokasi sabuk “ring of fire” di kawasan Asia-Pasifik yang memiliki tingkat aktivitas pergeseran lempeng yang sangat tinggi. Ini dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang tepat mengarah ke Ka'bah. Dan tentunya, ini akan menambah keyakianan kita dalam melaksanakan ibadah shalat, baik shalat fardhu maupun sunnah.
DAFTAR PUATAKA
Bayong Tjasyono, Ilmu Kebumian dan Antariksa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006).
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penerjemahan/penafsiran Al-Qur'an, 1965).

http://aryvolution.blogspot.com/2009/12/arah-kiblat-di-indonesia-berubah.html

http://www.facebook.com/topic.php?uid=53093482741&topic=11824
Muslim, Shahih Muslim, (Kairo: darul Fikr, 1982).
Susiknan Azhar, Ilmu Falak: Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, cet. II, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007).
Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Mesir: Mushtafa Babil Halabi, 1937).
Triton PB, Sejarah Bumi dan Bencana Alam, (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2009).



[1] QS. al-Baqarah:150, lihat Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penerjemahan/penafsiran Al-Qur'an, 1965)  
[2] HR. Muslim dari Usamah bin Zaid, lihat Muslim, Shahih Muslim, (Kairo: darul Fikr, 1982).
[3] Ka'bah merupakan bangunan suci yang terletak di kota Mekkah. Nabi Adam AS dianggap sebagai peletak dasar bangunan ka'bah di bumi. Batu-batu yang dijadikan bangunan ka'bah saat itu diambil dari lima sacred mountains, yakni: Sinai, al-Judi, Hira, Olivet dan Lebanon. Setelah Nabi Adam wafat, bangunan itu diangkat ke langit dan lokasi itu dari masa ke masa diagungkan dan disuci oleh umat para nabi. Pada masa Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, lokasi itu digunakan untuk membangun sebuah rumah ibadah. Ini merupakan rumah ibadah yang pertama kali yang ada di bumi, hingga akhirnya bangunan itu masih kokoh sampai sekarang. Lihat Susiknan Azhar, Ilmu Falak: Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, cet. II, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007).
[4] HR. at-Tirmidzi dari Abdullah bin Amir. Lihat Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Mesir: Mushtafa Babil Halabi, 1937).
[5] http://www.facebook.com/topic.php?uid=53093482741&topic=11824
[6] Ibid.
[7] Triton PB, Sejarah Bumi dan Bencana Alam, (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2009), hal. 86.
[8] Ibid. hal. 99.
[9] http://aryvolution.blogspot.com/2009/12/arah-kiblat-di-indonesia-berubah.html

[10] Op.cit.

1 komentar

Perubahan Arah Kiblat ?

Kiblat Umat Islam
Apakah yang dimaksud dengan Kiblat? Secara literal kiblat dalam bahasa Arab adalah pemusatan perhatian. Awalnya, sebelum ada kiblat, umat Islam awal shalat menghadap ke mana saja. Jadi, di satu tempat yang sama, bisa ada yang menghadap ke timur, barat, atau arah lain sesuka mereka. Kemudian, ditetapkanlah kiblat mengarah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem. Menurut hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah Muhammad SAW mengerjakan shalat berkiblat ke Al-Quds selama sekitar 16 atau 17 bulan semasa berada di Madinah. Dalam sejarah Islam, arah kiblat memang pernah diubah. Setelah semula mengarah ke Masjdil Aqsha (Al-Quds), kemudian turun firman ALLAH SWT untuk mengubah arah kiblat seperti diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 144:
Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan palingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Maka palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram.

Sejak saat itu, hingga kini, kiblat shalat umat Islam berubah ke Ka’bah. Hal ini dipercaya sama dengan kiblat yang telah pernah ditetapkan untuk Nabi Adam a.s. dan Nabi Ibrahim a.s.
Begitu kaum Yahudi di Madinah mengetahui bahwa Kiblat kaum Muslim telah berubah ke arah Masjidil Haram dan tidak lagi ke Masjidil Aqsa, mereka bukan saja berolok-olok dan menertawakan, melainkan juga terperanjat dengan perubahan itu. Ini karena selama ini mereka dapat menerima keberadaan umat Muslim sehubungan dengan kesamaan Kiblat dengan mereka. Kini dengan terpisahkannya Kiblat kaum Muslim dengan kaum Yahudi berarti pula bahwa orang-orang Muslim adalah sebuah umat tersendiri dan terpisahkan dari mereka orang-orang Yahudi. Maka sejak saat itu mereka memperkeras sikap pertentangan terhadap umat Islam dan memperlakukan umat Islam sebagai musuh.

Lebih jauh lagi, perubahan Kiblat ini mempertegas penjelasan bahwa Al-Aqsa maupun Masjidil-Haram bukanlah sebentuk berhala (benda yang disembah), dan tujuan sebenarnya dari menghadap ke arah Kiblat adalah melaksanakan perintah Allah SWT. Bisa saja diperintahkan-Nya kita menghadap ke Masjidil-Haram ataupun Masjidil-Aqsa. Kewajiban kita adalah mematuhi perintah-Nya dengan segenap akal dan sepenuh hati. Manfaat lain dari pengalihan Kiblat adalah untuk memisahkan antara orang-orang munafik dengan Muslim yang sejati. Perhatikanlah Firman Allah SWT didalam Surat Al-Baqarah Ayat 143,
… Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.


Perlu diingat bahwa adakalanya Sunnah dibatalkan oleh Al-Qur’an, dan jika tidak dibatalkan maka keabsahannya setara dengan Al-Qur’an. Misalnya, Semula arah Kiblat tidak disebutkan didalam Al-Qur’an, maka umat Muslim mengikuti Sunnah. Kemudian perubahan Kiblat ditegaskan didalam Al-Qur’an, namun ditekankan pula bahwa shalat yang telah dikerjakan menurut sunnah tidaklah sirna (nilainya).


Perlu diingat bahwa adakalanya Sunnah dibatalkan oleh Al-Qur’an, dan jika tidak dibatalkan maka keabsahannya setara dengan Al-Qur’an. Misalnya, Semula arah Kiblat tidak disebutkan didalam Al-Qur’an, maka umat Muslim mengikuti Sunnah. Kemudian perubahan Kiblat ditegaskan didalam Al-Qur’an, namun ditekankan pula bahwa shalat yang telah dikerjakan menurut sunnah tidaklah sirna (nilainya).


Perlu diingat bahwa adakalanya Sunnah dibatalkan oleh Al-Qur’an, dan jika tidak dibatalkan maka keabsahannya setara dengan Al-Qur’an. Misalnya, Semula arah Kiblat tidak disebutkan didalam Al-Qur’an, maka umat Muslim mengikuti Sunnah. Kemudian perubahan Kiblat ditegaskan didalam Al-Qur’an, namun ditekankan pula bahwa shalat yang telah dikerjakan menurut sunnah tidaklah sirna (nilainya).
Meski begitu, tidak pernah ada sebuah perintah yang menegaskan keharusan presisi secara geografis untuk menghadap kiblat ke Ka’bah di Mekkah. Karena jumhur ulama pun sepakat dalam keadaan tidak tahu arah kiblat atau melakukan shalat di perjalanan dalam arti di atas kendaraan yang bergerak, menghadap ke mana pun tidak masalah. Maka, hemat saya tidak menjadi persoalan besar apabila ada masjid -apalagi masjid kuno- yang meleset 1-2 derajat dalam menentukan arah kiblatnya. Bukankah ada tertulis firman ALLAH SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 115:
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, kemanapun kamu menghadap disitulah Wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Hikmah dibalik penetapan Kiblat
Adakah hikmah dibalik penetapan Kiblat? Sebagaimana kita ketahui, ibadah puasa dan dzikrullah (mengingat Allah SWT) adalah ibadah individu. Adapun Shalat dan Haji adalah ibadah yang dikerjakan secara berjama’ah (bersama-sama). Dalam penetapan Kiblat terkandung makna penegasan dan pengajaran tata-cara dan tata-krama (etika) suatu dinamika kelompok. Prinsip terpenting untuk mencapai kesatuan dan kesetia-kawanan (solidaritas) kelompok adalah dengan penyatuan arah pandangan yang menafikkan pengelompokan atas dasar kebangsaan, rasialisme, kesukuan, asal wilayah, bahasa, maupun asal negara.
Allah SWT memilih Kiblat sebagai jalan-keluar untuk mencapai Kesatuan dan Solidaritas Umat karena, pilihan selain Kiblat, alih-alih mempersatukan, justru mengkotak-kotakkan Umat. Agama Islam adalah agama semua Nabi. Maka, satu-satunya penegasan bahwa semua Nabi hanya mengajarkan satu ajaran (yakni, Tauhid) adalah dengan penetapan sebuah ‘Titik-Arah’ Peribadatan.

Kiblat yang tunggal untuk semua orang di seluruh penjuru dunia melambangkan kesatuan dan keseragaman diantara mereka. Lebih dari itu, perintah ini sangat sederhana dan mudah dikerjakan, baik oleh lelaki ataupun perempuan, berpendidikan tinggi ataupun rendah, orang kampung ataupun orang kota, kaya ataupun miskin, semuanya menghadap ke titik yang sama. Hal ini menunjukkan betapa sederhananya dan betapa indahnya Al-Islam.

Perlu dicatat dalam ingatan bahwa, jika keputusan ini diserahkan kepada umat niscaya terjadilah ketidak-sepakatan yang sangat tajam. Namun, dengan Rahmat Allah SWT diputuskan-Nya hal ini sekali saja untuk ditaati oleh semua insan, sebagai pemersatu dan penyeragaman Umat Islam. Maka dari itu, ketika Adam AS sampai ke bumi, pondasi Baitullah (Ka’bah) telah diletakkan oleh para malaikat. Kiblat untuk Nabi Adam AS dan keturunannya adalah Ka’bah yang bentuknya masih sangat sederhana ini. Allah SWT berfirman didalam Surat Ali ‘Imran ayat 96:
Sesungguhnya, rumah yang pertama kali dibangun untuk (tempat ibadah) manusia, adalah Baitullah di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi semesta alam.

Arah Kiblat Indonesia
Sebelumnya, MUI mengeluarkan fatwa pada 22 Maret 2010 yang isinya antara lain mengatur mengenai arah kiblat yang disebutkan ke arah barat. Namun kemudian Ketua MUI Bidang Fatwa Ma`ruf Amin merevisi arah tersebut karena posisi negara Indonesia yang tidak berada di wilayah timur Ka`bah.
“Indonesia itu letaknya tidak di timur pas Kabah tapi agak ke selatan, jadi arah kiblat kita juga tidak barat pas tapi agak miring yaitu arah barat laut,” kata Ma`ruf. “Tidak mutlak arahnya, karena yang dituju bukan fisik Ka`bah tapi jihat (arah) Ka`bah, dan itu bisa berbeda-beda di setiap tempat. Di Jawa, arah kiblat ini berbeda dengan di Kalimantan misalnya,” papar Amidhan.

Ketua Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) KH Ghazali Masruri menegaskan, arah kiblat shalat umat Islam Indonesia adalah barat laut, bukan arah barat seperti yang selama ini dipahami khalayak awam.  “Kiblat bukan di barat, tetapi di barat laut. Dari arah barat lurus bergeser sedikit ke utara kira-kira antara 20-25 derajat,” kata Kiai Ghazali dalam seminar bertajuk “Kontroversi Arah Kiblat” yang digelar Lembaga Ta`mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU).

Namun demikian, katanya, untuk meluruskan arah kiblat tidak harus dilakukan pembongkaran masjid atau mushala, cukup shaf atau barisannya saja yang digeser. “Pengelola masjid cukup menggeser arah sajadah saja, arah barisan shalatnya. Ini kan tidak harus lurus dengan tembok, kalau memang temboknya tidak lurus kiblat,” katanya.

** dari berbagai sumber
0 komentar

Bilakah MAsjid Darussalam Plawar jadi Masjid Idaman ?

Tulisan ini tentang bagaimana seharusnya masjid, agar orang-orang tertarik untuk ke sana, dan juga betah, yang di tulisan ini saya refleksikan kepada diri saya sendiri.
Menurut saya, masjid itu harus :
  1. Bersih. ini penting sekali. seringkali saya jumpai beberapa orang yang pindah masjid atau tidak sholat berjamaah di masjid, sebab karpet masjid itu berdebu, sehingga membuat orang tidak nyaman saat shalat (bersujud). Hal ini berkaitan dengan kenyamanan kegiatan yang berlangsung di masjid.
  2. Suhu yang optimal, tidak begitu panas dan tidak begitu dingin, alias sejuk.
  3. Memiliki imam shalat yang suaranya enak. At least tajwidnya benar. Sehingga shalat benar-benar nyaman dan khusyuk.
  4. Pemisah yang jelas antara area laki-laki dan wanita, agar tidak terjadi ikhtilat.
  5. Terdapat kegiatan-kegiatan keagamaan yang banyak, seperti kajian agama, tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, kelas bahasa arab, holaqoh dan sharing dengan ustadz-ustadz, TPA untuk anak-anak kecil, dll. (perlu diatur juga agar tidak menganggu orang-orang yang shalat).
  6. Free food, at least free drink. Menurut saya ini penting juga. Meskipun terkadang membuat orang pergi ke masjid hanya untuk makan/minum, tapi biarlah sudah, barangkali dengan ini dapat menarik orang-orang untuk shalat bukan?
  7. Penitipan Sepatu dan Sandal, agar orang yang shalat, atau melakukan kegiatan lain di masjid, dapat tenang menjalankan aktivitasnya.
Lah, kalau masjid sudah seperti ini, maka menurut saya fungsi masjid sebagai pusat kegiatan umat muslim dapat tercapai kembali. Bagaimana menurut kalian?
2 komentar

KEUTAMAAN MENGASUH DAN MENYANTUNI ANAK YATIM

عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا
شَيْئًا

Artinya: Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Imam Al-Bukhari).

(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:

1. Hadits SHOHIH ini menunjukkan kepada kita tentang besarnya pahala Dan keutamaan bagi orang yang mengasuh anak Yatim, yaitu ia akan menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di dalam Surga.

2. Yang dimaksud mengasuh anak Yatim ialah mencakup merawat n memeliharanya, menanggung biaya hidup (makan, minum, n pakaian) dan pendidikannya, membimbingnya dengan bimbingan islami dalam Hal aqidah (keyakinannya), ibadahnya, akhlak n muamalahnya dengan sesama makhluk. Atau bila Tidak mampu membimbingnya sendiri (secara langsung) karena keterbatasan ilmu agama, maka ia berupaya mengarahkan Dan menyekolahkannya di lembaga-lembaga pendikan islami yg bisa dipercaya n dipertanggung jawabkan kelurusan aqidah n pemahamannya thdp agama Islam, serta kurikulum n sistem pendidikannya.

3. Keutamaan dan pahala besar tersebut akan diperoleh bagi siapa pun dari kaum muslimin yang mengasuh anak yatim, baik anak yatim itu adalah anaknya sendiri (dalam hal ini ibu kandungnya), maupun anak yatim dari orang lain. Demikian pula halnya, apakah anak yatim itu termasuk kerabatnya maupun yang tidak ada hubungan kekerabatan sama sekali. Dan jika anak yatim itu dari kerabatnya, maka sudah pasti pahala mengasuhnya lebih besar di sisi Allah ta’ala.
Hal ini berdasarkan hadits Shohih berikut. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:

كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

Artinya: “Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.” Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim).

4. Yang dimaksud anak Yatim menurut pengertian syar’i ialah setiap anak laki-laki atau perempuan yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan anak tsb belum baligh (walaupun ia masih punya ibu kandung).
Berdasarkan pengertian syar’i ini, maka bukan termasuk anak Yatim dalam beberapa keadaan berikut ini:
a. Setiap anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan ia sudah baligh.
b. Setiap anak yang ditinggal mati oleh ibunya, sedangkan ia masih punya ayah kandung.
c. Setiap anak yang ditinggal pergi oleh ayahnya bukan karena mati. Tapi karena terjadi perceraian dengan ibunya, atau karena ayahnya menikah lagi dengan wanita selain ibu kandungnya, sehingga ia n ibunya ditelantarkan dan tidak diberi nafkah.

5. Tanda-tanda baligh pada anak laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut. Yakni apabila salah satu tanda ini sudah ada, berarti anak tersebut sudah dinyatakan baligh, Yaitu:
a. Mimpi “basah” (yakni mimpi berhubungan badan dengan lawan jenis).
b. Tumbuhnya bulu (rambut) kasar di sekitar kemaluan.
c. Mencapai usia 15 tahun.
d. Keluarnya darah haidh (tanda ini khusus bagi anak perempuan).
6. Beberapa hukum Islam berkaitan dengan anak Yatim, di antaranya:
a. Anak Yatim yang diasuh atau diangkat oleh seseorang tidak boleh dinasabkan kepada orang tua asuh atau orang tua angkatnya, karena pada hakikatnya ia bukan anak kandung.
Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala:

ادْعُوهُمْ لِآَبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آَبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ

Artinya: “Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak (kandung) mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu.” (QS. al-Ahzaab: 5).
b. Anak yatim yang diasuh atau diangkat oleh seorang muslim atau muslimah bukanlah termasuk mahrom baginya. Oleh karenanya, hendaknya para pengasuh yatim atau orang tua angkat menutup aurat di hadapan anak yatim tsb sebagaimana ia menutup aurat dari hadapan orang lain yg bukan mahromnya.
c. Anak Yatim yg diasuh atau diangkat oleh seseorang muslim/muslimah tidak berhak mendapatkan jatah warisan dari orang tua angkatnya jika ia mati, karena pada hakikatnya ia bukan anak kandung n tidak termasuk Ahli Waris.

Demikian beberapa pelajaran penting dan faedah ilmiah yg dapat kami sebutkan dari Hadits Shohih ini. Smg mudah dipahami n menjadi tambahan ilmu yg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 14 Juni 2013).
(SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Kajian Hadits Shohih. PIN: 2987565B)
0 komentar

Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia Dini

Kawan, jika saya ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.

Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.

Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?


Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!

Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar

Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.
1 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Darussalam Plawar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger